![]() |
Dok.foto : Kang Dedi Mulyadi (KDM) Gubernur Jawa Barat blak-blakan soal pernyataan tidak perlu lagi dengan media. |
KAB.BEKASI,–Puluhan wartawan dari berbagai media cetak dan online se-Bekasi raya serta sejumlah forum yang tergabung dalam keorganisasian pers menggelar aksi musyawarah dialog pers soal pernyataan yang dikeluarkan Kang Dedi Mulyadi (KDM) Gubernur Jawa Barat yang diduga melecehkan media yang menimbulkan berbagai interpretasi dan dapat berdampak luas terhadap kinerja jurnalistik serta persepsi publik terhadap profesi wartawan. Kamis,(03/07/2025).
Untuk diketahui di tengah-tengah dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara, Kebebasan pers memiliki peranan sebagai pilar ke empat demokrasi yang merupakan hak fundamental, bukan berarti kebebasan tanpa batas, melainkan harus dijalankan dengan tanggung jawab dan berlandaskan etika jurnalistik serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam dialog yang digelar, salah satu Tokoh Masyarakat Bekasi dan juga sebagai Tokoh Pers Bekasi raya, Babeh "Damin Sadda" dengan gamblangnya mengatakan bahwa profesi wartawan sangatlah penting dalam menyebarkan informasi publik dan mengawasi jalannya pemerintahan.
"Peran Pers di tanah air sangat penting, jika Pers di letakan, Maka Bisa Hancur Negara ini."Ungkapnya.
Selain itu , Ketua PWI Bekasi "Ade Muksin" turut angkat bicara soal pernyataan Gubernur Jabar di medsos, KDM diminta untuk kembali mengingat sejarah Indonesia, yang mana peran pers berada di pilar ke empat,
"Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tidak membuka sejarah bangsa Indonesia dahulu, bahwa pentingnya peran Pers berada di pilar ke 4 di Republik indonesia ini, dan meminta agar dedi mulyadi mengklarifikasi dan menarik kembali statment yang sudah di ucapkan di medsos."Ujarnya.
Diwaktu yang sama Siraja Simatupang Ketua DPD AWIB Jabar mengatakan hal yang sama. "Kita semua harus ingat, Bahwa wartawan adalah pilar penting dalam sejarah, seperti terjadi konflik perang Dunia, bahwa belanda menyatakan Bahwa Republik Indonesia tidak ada, kemudian wartawan menyampaikan ke dunia " Bahwa Republik Indonesia itu ada."Ujarnya.
"Suryono selaku Ketua HPN Bekasi Raya Mengatakan " Statment Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, telah menyayat hati Nurani Insan Pers di Jawa Barat, bahwa kita bangga sebagai profesi wartawan yang membantu konstitusi dan pilar ke 4 demokrasi di Indonesia.
"Ebong Hermawan biasa disebut Presiden Facebook juga mengatakan "Bahwa Dedi Mulyadi diduga telah melecehkan Media. bahwaa sejatinya Media adalah pilar ke 4 di dalam demokrasi di Republik ini, kalau satu pilar Media di runtuhkan, Maka akan runtuh Negara ini." Ucapnya.
Dalam konteks ini, sangat penting untuk mengedepankan prinsip musyawarah dan dialog sebagai solusi atas setiap perbedaan pendapat atau potensi kesalahpahaman yang timbul.
Organisasi-organisasi pers yang sah dan diakui oleh Dewan Pers, seperti Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) memiliki peran penting dalam memfasilitasi forum semacam ini.
"Jefri Susanto selaku Pimpinan Redaksi Media Lingkaraktual.com dalam Orasinya " Menyikapi statment yang di lontarkan Dedi Mulyadi tentunya menjadi Krusial di tengah masyarakat, dan itu akan menyayat jantungnya insan Pers di Republik ini, 'Pers juga membantu Republik ini untuk membangun Negeri. "Katanya.
Rentannya posisi wartawan dalam menjalankan tugasnya, terutama ketika berhadapan dengan pihak yang memiliki kekuasaan. Oleh karena itu, konsolidasi dan pernyataan sikap bersama menjadi strategi penting untuk menunjukkan solidaritas, menegaskan hak-hak pers, dan menuntut penghormatan terhadap profesi jurnalistik.
Dalam situasi yang kompleks, seperti yang mungkin terjadi terkait pernyataan Gubernur Jawa Barat, dialog yang terstruktur dan difasilitasi oleh organisasi pers menjadi kunci untuk mencapai pemahaman yang sama dan merumuskan langkah strategis ke depan.
Organisasi-organisasi ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah bagi para jurnalis, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan hak-hak melindungi mereka dari intimidasi dan kekerasan, serta memastikan bahwa praktik jurnalistik tetap berpegang pada etika dan profesionalisme.
(Red)
Social Header